Hubungi kami

Link Exchange

Link Sahabat

Ping your blog, website, or RSS feed for Free Jasa SEO dan Pembuatan Website Active Search Results

17 Jun 2011

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI

Adam Smith
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja. Pembagian kerja didasari oleh akumulasi capital yang  berasal dari dana tabungan dan luas pasar. Luas pasar disni berfungsi untuk menampung hasil produksi sehingga dapat  menembus perdagangan internasional. Perrtumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.
David Ricardo
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu golongan capital, golongan buruh, dan golongan tuan tanah. Golongan kapital adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional. Golongan buruh merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat, namun sangat tergantung pada capital.  Golongan tuan tanah merupakan golongan yang memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang disewakan. David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
Thomas Robert Malthus
Menurut Thomas Robert Malthus tambahan permintaan tergantung kepada kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus. Namun, hal itu juga perlu diikuti oleh perkembangan unsur lain seperti turunnya biaya produksi dan kenaikan jumlah capital. Apabila jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.
Teori Karl Marx (Pertumbuhan dan kehancuran)
Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat tersebut berlangsung dalam lima tahap yaitu: masyarakat primitive (sifatnya masih sangat sederhana, tidak ada surplus produksi karena masyarakat  membuat sendiri barang-barang yang mereka butuhkan), masyarakat perbudakan (masyarakat yang tidak memiliki modal dijadikan budak), masyarakat feodal (kaum bangsawan yang memiliki tanah), masyarakat kapitalis (memperkerjakan kelas buruh  karena mereka tidak memiliki alat produksi), masyarakat sosial (kepemilikan alat-alat produksi didasarkan atas hak milik social, memberi kesempatan kepada manusia untuk maju baik dilapangan produksi maupun didalam kehidupan).


Aliran Neo – Klasik
Aliran Neo-Klasik mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saat ini dan saat yang akan datang. Menurut Neo-Klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan, tingkat bunga juga menentukan tingginya tingkat investasi, jika tingkat bunga rendah maka investasi akan tinggi dan sebaliknya (Akumulasi Kapital). Perkembangan ekonomi terjadi sebagai proses yang gradual. Perkemabangan juga sebagai proses yang harmonis dan kumulatif, maksudnya adalah proses ini melibatkan factor yang tumbuh bersama, sebagai contoh adalah perkembangan industri itu tergantung pada baiknya pembagian kerja di antara para buruh. Selain itu, kaum Neo-Klasik optimis bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga memerlukan aspek internasional.
Teori Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus. Perkembangan ekonomi ini juga dipengaruhi oleh perubahan dalam selera konsumen namun bersifat sedikit. Adanya wiraswasta (Enterpreneur), innovator, yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru faktor produksi, seperti: mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru atau barang-barang berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen, mengenalkan suatu metode produksi yang baru, pembukaan pasar baru bagi perusahaan, penemuan sumber-sumber ekonomi baru, menjalankan organisasi baru dalam industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa individu adalah tiap perubahan dalam fungsi produksi yang akan mempengaruhi kenaikan hasil produksi.
Analisis Post-Keynesian
Analisis Keynesian menggunakan anggapan berdasarkan atas keadaan waktu sekarang seperti mengenai tingkat teknik tenaga kerja selera, dengan tidak memperhatikan keadaan jangka panjang. Teori ini juga berpendapat bahwa apabilah jumlah penduduk bertambah maka pendapatan rill perkapitah akan berkurang kecuali bila pendapat rill juga bertambah.
Teori Pembangunan Ekonomi  Habibie
Menjadi pimpinan di Industri Pesawat Terbang skala besar di Jerman selama bertahun-tahun memberikan inspirasi dan mempengaruhi pemikiran Habibie. Berlandaskan pengalaman itu, Habibie memiliki keyakinan bahwa untuk bisa menjadi negara maju tidak selalu perlu melewati “tahap-tahap” pembangunan yakni pertanian/agraris industri pengolahan pertanian, manufaktur, industri teknologi rendah/menengah baru ke teknologi tinggi. Ia mengemukan teori pembangunan ekonomi negara yang berbeda yakni “Dari negara agraris langsung melompat ke tahap negara industri teknologi tinggi”, tanpa harus menunggu dan melewati kematangan indsutri pertanian, atau tahapan industri manufaktur serta teknologi rendah.




Teori Klasik tentang pembangunan ekonomi

Kebijaksanaan pasar. Ahli ekonomi Klasik meyakini adanya perekonomian, persaingan sempurna, pasar bebas yang secara otomatis bebas dari campur tangan pemerintah
Pemupukan modal. Semua kaum Klasik memandang pemupukan modal merupakan kunci keberhasilan pembangunan ekonomi
Keuntungan, ransangan bagi investasi. Semakin besar keuntungan yang diperoleh dari penanaman investasi, maka semakin besar pula akumulasi modal dan investasi;
Keuntungan cenderung menurun. Keuntungan tidak akan naik secara terus menerus, namun cenderung menurun apabila persaingan antara kapitalis cenderung meningkat;
Keadaan stasionef.Ahli ekonomi Klasik meramalkan timbulnya keadaan stasioner pada akhir proses pemupukan modal
Teori Ricardian
David Ricardo (1772-1823) dalam bukunya The Principles of Political Economy and Taxation ikut mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi Klasik, Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber-sumber alam) tidak dapat ditambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat
Teori Pembangunan Malthus
bukunya Principles of Political Economypada tahun 1820 yang terkenal dengan teori kependudukan, kemudian di keluarkan teori tentang pembangunan ekonomi dalam bukunya The Progress of Wealthpada tahun yang sama, Malthus tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya, ia lebih menitikkan perhatian kepada perkembangan kesejahteraan suatu negara yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu Negara, Kesejahteraan itu tergantung kepada kuantitas produk yang dihasilkan oleh tenaga kerjanya dan sebagian lagi dihasilkan oleh nilai produk itu sendiri
Continue Reading »

TEORI PERENCANAAN

Menurut Ernest R Alexander, Teori merupakan kerangka yang harus dipergunakan sehingga dapat membentuk suatu struktur yang baik. Apabila kita memiliki suatu teori yang benar namun kita hanya menyimpannya saja dan tidak mempraktekkannya, maka sebaik apapun teori tersebut tidak akan ada manfaatnya, begitu pula sebaliknya sebuah praktek harus diterangkan dengan teori.
Bagi seorang planner, hubungan antara teori dan praktek adalah sangat penting, sebab perencanaan tidak seperti ilmu murni pada dasarnya perencanaan adalah kegiatan preskripif, bukan deskriptif. Tujuan seorang planner bukanlah untuk menguraikan apa yang ada di dunia ini tetap untuk mengusulkan cara-cara bagaimana keadaan tersebut bisa diubah.
Perencanaan itu sendiri memerlukan suatu pengakuan rasional dan sosial: ia “harus dibenarkan sebagai suatu penerapan cara pengambilan keputusan yang rasional pada masalah-masalah sosial.” Karena perencanaan adalah suatu aktivitas yang mempengarui masyarakat dan menyangkut nilai-nilai manusia, maka teori perencanaan tidak dapat mengabaikan ideologi. Dalam kata-kata John Dyckman, teori perencanaan haruslah mencakup beberapa teori tentang masyarakat di mana perencanaan itu dilembagakan

Lingkup Teori Perencana
Inti dari teori perencanaan adalah proses perencanaan. Suatu proses perencanaan jelas terlihat pada keputusan-keputusan individu mengenai karier pekerjaannya, anggaran rumah tangga, program pembangunan fisik kota, pertahanan kota, dan pelayanan umum.
Teori perencanaan mengamati komponen-komponen dalam proses perencanaan yang mencangkup bentuknya, tahapannya, hubungannya dengan konteks daripada proses perencanaan dan keluarannya. Teori Perencanaan juga menyangkut alasan mengapa perencanaan itu diperlukan, yang kemudian menimbulkan permasalahan mengenai etika dan nilai para perencana.

Definisi Perencanaan
Adapun beberapa definisi tentang perencanaan dari para ahli:
1.Menurut Conyers Diana, perencanaan adalah proses yang berjalan terus menerus yang melibatkan (cyclical process decision-making) berbagai tahapan skematik dan berurutan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau dengan kata lain keputusan yang lebih rasional.
2.Menurut Anthony J. Catanese, Perencanaan merupakan suatu aktivitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan di antara berbagai alternatif yang ada.
3.Menurut Ir. Mulyono Sadyohutomo, Perencanaan merupakan fungsi manajemen pertama yang harus dilakukan oleh setiap manajer dan staf.
Dari ketiga pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai tahapan skematik dan berurutan dengan mempertimbangkan berbagai batasan-batasan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang rasional.

Selain itu perencanaan memiliki empat tingkatan definisi yaitu,
1.Tingkatan pertama (tidak ada faktor pembatas), di mana suatu perencanaan menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.Tingkatan kedua (ada faktor pembatas internal), di mana suatu perencanaan menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan tersebut, memilih dan menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
3.Tingkatan ketiga (ada faktor pembatas internal, eksternal yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut), di mana suatu perencanaan menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah memperlihatkan pembatas internal dan eksternal, memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
4.Tingkatan keempat (faktor pembatas ketiga internal, eksternal pengaruhnya cukup besar serta kita tidak bisa mengendalikannya), di mana perencanaan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor pembatas, menetapkan tujuan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

Unsur-Unsur Perencanaan
Kata perencanaan (planning) merupakan istilah umum yang sangat luas cakupan kegiatannya. Para ahli telah mendefinisikan kata perencanaan dengan kalimat-kalimat berbeda-beda, tergantung aspek apa yang ditekankan. Akan tetapi, dapat disimpulkan bahwa di dalam perencanaan mencakup pengertian sebagai berikut.
a.Penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan
b.Penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan

Rencana (plan) adalah produk dari proses perencanaan yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui tahap-tahap kegiatan. Setiap rencana paling tidak memiliki 3 unsur pokok, yaitu
a.Titik Tolak
Merupakan kondisi awal dari mana kita berpijak di dalam menyusun rencana dan sekaligus dan sekaligus nantinya menjadi landasan awal untuk melaksanakan rencana tersebut
b.Tujuan (Goal)
Suatu keadaan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Tujuan yang jelas akan mempermudah perencana dalam penyusunan perencanaan.
c.Arah
Arah rencana merupakan pedoman untuk mencapai rencana dengan cara yang legal, efisien, dan terjangkau oleh pelaksana. Apabila suatu rencana tidak dilengkapi pedoman yang jelas maka pencapaian tujuan tidak efektif dan terjadi pemborosan pemakaian sumber daya dan waktu.
Serta beberapa beberapa unsur pendukung lainnya :
a.Whiseses (keinginan, cita-cita)
Perencanan dibuat oleh perencana untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Perencana memiliki keinginan dalam hasil yang akan dipacapai dan memiliki perencanaan yang sesuai keinginan trsebut.
b. Resources (sumber daya alam, manusia, modal, dan informasi)
Sumber daya alam harus dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung suatu perencanaan. Perencana harus mampu mendayagunakan suber daya alam dengan kemampuan sumber daya manusia yang bagus. Kelengkapan informasi juga dibutuhkan dalam pentusunan perencanan sebab, informasi yang valid memberikan masukan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan.
c. Effective and Efficient (hasil guna dan daya guna)
Perencanaan membutuhkan ketepatan dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan tujuan.
e. Space, location (ruang)
Lokasi merupakan objek yang menjadi sasaran dalam suatu perencanaan. Lokasi juga dianggap sebagai subjek perencanaan sebab, dalam merencanakan suatu wilayah perencanan harus mengetahui kondisi lokasi tersebut dan mengadaptasikan.
f. Time, future oriented
Hasil perencanaan tidak haya bertujuan untuk waktu sekarang tetapi juga berorientasi untuk masa yang akan datang (sustainable).
Tiga unsur-unsur pokok rencana tersebut sifatnya wajib bagi setiap rencana. Apabila salah satu unsur rencana tidak ada maka rencana menjadi tidak bermanfaat atau sulit dilaksanakan. Seperti yang digambarkan pada ilustrasi dibawah ini:

Gambar 1. Rencana Tanpa Arah Gambar 2. Unsur pokok rencana lengkap

Pada gambar 1 menunjukkan rencana tanpa pedoman maka untuk menuju ke tujuan akan dilakukan dengan cara coba-coba. Akibatnya, untuk mencapai tujuan perlu jalur yang lebih panjang yang berarti pemborosan sumber daya. Dibandikan dengan gambar 2, di mana ketiga unsur pokok (titik tolak, tujuan, dan arah) rencana lengkap, sehingga tujuan dicapai dengan cara yang efisien. Untuk menuju kondisi yang akan datang yang lebih baik hanya dapat dicapai melalui perencanaan, hal tersebut disebabkan oleh:
a. Secara rasional, perencanaan disusun berdasarkan data yang cukup dan analisis yang tepat akan memberikan keputusan dan hasil yang baik
b. Dari segi efisiensi, dengan perencanaan dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan manfaat.

Aspek-Aspek Penting dalam Perencanaan
Berbagai aspek penting dalam perencanaan:
1. Perencanaan kota terutama berkaitan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan yang di dalamnya tercakup sekelompok besar klien yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.
2. Perencanaan kota merupakan aktifitas yang benar-benar direncanaan dengan matang yang biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara professional sebagai perencana.
3. Tujuan dan sasarannya, serta pranata-pranata untuk mencapainya, sering teramat tidak pasti.
4. Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan, malahan sebaliknyamereka membut berbagai alternative dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang dipilih dan ditunjuk untuk mengambil keputusan-keputusan tertentu.
5. Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan metode-metode khusus untuk menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif.
6. Hasil dari hampir semua aktivitas perencanan hanya dapat dilihat setelah 5 sampai 20 tahun setelah keputusan diambil, sehingga menyulitkan umpan balik dan tindakan perbaikan.

Tujuan Perencanaan
Perencanaan memiliki tujuan sebagai berikut.:
1. meningkatkan efisiensi dan rasionalitas. contoh gampang dari peningkatan efisiensi adalah pengadaan publik transport. kan jadi lebih efisien tu dari segi bahan bakar, jumlah kendaraan sampe polusi udara.
2. membantu/meningkatkan pasar, contoh adanya asuransi kesehatan, PLN, yang menyediakan hal-hal esensial bagi masyarakat.
3. mengubah/memperlebar pilihan-pilihan, contohnya bisa dari public transport juga, jadii ada berbagai macam pilihan moda transportasi yang bisa kita pake kalo mau ke tempat2 tertentu.
4. Sebagai pedoman dalam pembangunan
5. Meminimalisasi ketidakpastian
6. Meminimalisasi inefisiensi sumber daya
7. Penetapan standard dan pengawasan kualitas

Jenis-Jenis Perencanaan
Perencanaan terdapat 8 jenis. Jenis-jenis perencanaan diantaranya adalah :
1. Perencanaan bertujuan jelas Vs perencanaan bertujuan laten
- Perencanaan bertujuan jelas menyebutkan tujuan dan sasaran yang dapat diukur tingkat pencapaiannya.
- Perencanaan bertujuan laten tidak menyebutkan sasaran dan bahkan tujuannya kurang jelas dan sulit diukur.
2. Perencanaan fisik Vs perencanaan ekonomi
- Perencanaan fisik lebih terfokus pada perencanaan sarana dan prasarana.
- Perencanaan ekonomi terfokus pada segi dana untuk pembangunan.
3. Perencanaan alokatif Vs perencanaan inovatif
- Perencanaan alokatif menyukseskan rencana umum yang telah disusun
- Perencanaan inovatif dimungkinkan adanya kebebasan.
4. Perencanaan bertujuan jamak Vs perencanaan bertujuan tunggal
- Perencanaan jamak bila tujuan dan sasaran bersifat jamak
- Perencanaan tunggal bila tujuan dan sasrannya bersifat tunggal
5. Perencanaan indikatif Vs perencanaan imperatif
- Perencanaan indikatif mempunyai output indikasi (tidak tegas) sedangkan imperatif sudah diatur dengan tegas dan jelas dalam pelaksanaan di lapangan.
6. Top Down Vs Bottom up planning
- Top down adalah perencanaan yang langsung dari atas(pemerintah) ke bawah (masyarakat)
- Bottom up adalah perencanaan yang mendengarkan aspirasi rakyat dan kemudian menjadi pemikiran dalam perencanaan oleh pemerintah.
7. Vertical Vs Horizontal planning
- Vertical mengutamakan koordinasi antar berbagai jenjang pada sektor yang sama.
- Horizontal menekankan keterpaduan program antar berbagai sektor pada level yang sama.
8. Perencanaan pertisipatif Vs perencanaan non partisipatif
- Perencanaan partisipatif menggunakan masyarakat sebagai subjek dan objek dalam perencanaan.

Metodologi Perencanaan

Perencana perkotaan mengamabil metode dari berbagai bidang illmu dan memodifikasikannya dan/atau mengembangkan metode-metode baru untuk memperoleh dan menyaring berbagai sumber informasi. Jenis-jenis metode :
1. Proses Perencanaan
2. Perencanaan sebagai rekayasa pengetahuan
3. Perencanaan sebagai problem solving
4. Perencanaan sebagai proses produksi

Pengaruh Pemikiran Filsafat Dunia terhadap Teori Perencanaan
Pemiikiran filsafat dunia adalah pemikiran untuk mencari kebenaran menurut akal manusia, di mana pemikiran tersebut selalu berkembang sejalan dengan perkembangan perdaban manusia. Evolusi pandangan filsafat dunia berpengaruh pula terhadap perkembangan teori perencanaan, dengan urutan perubahan sebagai berikut.
a. Theosentrisme
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari kekuatan monarki dan keagamaan
- Model Perencanaan : Authoritarian Planning
b. Utopianisme
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai tujuan ideal manusia
- Model Perencanaan : Romantic Planning
c. Positivisme
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari rekayasa sosial melalui dominasi ilmu teknik
- Model Perencanaan : Technocratic Planning
d. Rasionalisme
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi rekayasa sosial melalui justifikasi ilmiah
- Model Perencanaan : Rational Comprehensive Planning
e. Fragmatisme
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi dari market
- Model Perencanaan : Utilitarian Planning and Pragmatic Planning
f. Fenomenologi
- Pengaruh dalam perencanaan sebagai fungsi peguatan ekstensi nilai-nilai budaya.
- Model Perencanaan : Organic Planning, Advocacy Planning, Social Planning.

Kekuatan Politik dalam Perencanaan
Kondisi politik menentukan arah penyusunan dan aplikasi perencanaan. Perencanaan. Perencanaan kota dan wilayah erat kaitannya dengan politik. Hal itu disebabkan oleh:
a. Perencanaan senantiasa melibatkan hal yang menyangkut emosi masyarakat miskin.
b. Keputusan perencanaan adalah terlihat nyata sehingga kalau terjadi kesalahan keputusan tidak dapat disembunyikan dan mudah menjadi isu politik.
c. Proses perencanaan harus melibatkanmayarakatsecara langsung karena menyangkut kepentingan sehari-hari masyarakat banyak.
d. Masyarakat merasa mempunyai keahlian dan kedudukan yang sejajar dengan perencana.
e. Keputusan perencana mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat pemilik tanah, terutama dampak ekonomis terhadap nilai tanah dan pemanfaatannya.
Berikut beberapa masalah politik yang menyebabkan perencanaan menjadi bermasalah.
a. Sistem politik yang yang tidak demokratis
Kondisi politik yang otokratis, sentralistis, atau fanatisme akan menghasilkan perencanaan yang tidak demokratis.
b. Stabilitas politik
Arah politik yang berubah-ubah akan mengakibatkan perencanaan yang berubah-ubah pula. Perencanaan yang berubah-ubah mengakibatkan pemborosan sumber daya dan tidak terjadinya kesinambungan pembangunan.
c. Dominasi sistem politik
System politik yang terlalu mendominasi perencanaan akan mengalahkan pertimbangan teknis, ekonomis, maupun legalitas. Hasil keputusan menjadi kurang objektif, hanya menguntungkan kelompok tertentu dan kurang berkeadilan.
d. Kesadaran berpolitik masyarakat yang rendah, antara lain:
- tidak dapat menerima perbedaan pendapat
- emosional
- tidak rasional
- tidak mau mengalah
- tidak dapat menerima kekalahan dalam persaingan yang sehat
- fanatik
Dengan kesadaran berpolitik yang renndah maka dalam proses negosiasi di dalam perencanaan akan sulit mencapai consensus. Keputusan yang telah di ambil tidak dapat dijalankan karena tidak didukung oleh pihak yang tidak setuju walau telah terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
e. Dominasi masyarakat awam
Keterlibatan masyarakat awam yang terlalu dominan dapat mengalahkan pertimbangan teknis perencanaan. Akibatnya, rencana kurang dijamin keilmuannya.
f. Money politics
Keputusan rencana yang dipengaruhi oleh uang akan bersifat tidak adil karena hanya akan menguntungkan pihak penyuap. Di samping itu, keadaan tersebut akan menimbulkan frustasi pihak yang dirugikan atau yang memegang prinsip-prinsip idealisme.
Peran perencana dalam sebuah proses politik didefinisikan sebagai berikut :
1. Sebagai teknokrat dan engineer
Peran ini dimainkan dengan mengambil posisi sebagai advisor bagi para pengambil kebijakan dengan berporos kepada rasionalitas dan pertimbangan ilmiah. Informasi dimanfaatkan sebagai sebuah landasan dalam membangun kekuasaan dan kepentingan.
2. Sebagai birokrat
Perencana sebagai seorang birokrat memiliki fungsi menjaga stabilisasi organisasi dan jalannya roda pemerintahan. Informasi dimanfaatkan sebagai sebuah alat dalam menjaga kepentingan dan keberlangsungan organisasi. Peran ini biasanya disertai oleh kekuasaan yang datang secara formal dan legal kepada perencana.
3. Sebagai Advokat dan Aktivis
Fungsi ini merupakan sebuah manifestasi dari usaha menjembatani masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat teknis dari sebuah produk rencana. Selain itu terdapat peran dalam melakukan mobilisasi kekuatan dan potensi masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi Pemerintah. Informasi dan proses komunikasi diperlakukan sebagai usaha membangun pemahaman masyarakat dan counter-opinion terhadap kebijakan yang merugikan masyarakat.
4. Sebagai Politikus
Politikus identik dengan tujuan pragmatis dan komunalis, sehingga perencana tidak diharapkan untuk bergabung dengan dunia politik. Maksud dari peran ini adalah seorang perencana tidak bisa lepas dari kepentingan dan dalam memperjuangkan kepentingannya, perencana dituntut memiliki perspektif seorang politisi. Seorang politikus memiliki insting dalam berkomunikasi dengan kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda lebih baik.
Keempat peran diatas merupakan refleksi dari posisi perencana dalam proses politik. Proses politik yang terjadi mendesak perubahan paradigma pada dunia perencanaan di Indonesia. Tantangan dan perubahan paradigma di dunia perencana, menuntut perencana untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan.
Dominasi pemerintah terhadap masyarakat hanya melahirkan sebuah sikap apatis dari masyarakat terhadap pemerintah dan produk perencanaan. Sikap apatis yang melahirkan ketidakefisienan dari pelaksanaan perencanaan karena tidak ada dukungan dari masyarakat terhadap produk perencanaan.

Perencanaan Kota di Indonesia

Bila melihat evolusi perencanaan pembangunan kota di Eropa dan Amerika, industrialisasi merupakan salah satu factor pendorong adanya perencanaan pembangunan kota. Hal ini berbeda dengan konteks Indonesia. Terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi factor-faktor dasar kota di Indonesia.
1. Perkembangan kota di Indonesia bukan disebabkan adanya industrialisasi, melainkan karena kurang menguntungkannya kondisi di saerah pedesaan. Kondisis ini mempengaruhi factor-faktor dasar kota di Indonesia, antara lain dalam struktur basis perekonomiannya, di mana terjadi dualisme perekonomian kota, yakni ekonomi modern dan ekonomi tradisional. Kondisi ini memperbesar sector informal di kota, yang pada gilirannya berpengaruh pada struktur fisik kota
2. Keadaan masyarakat khususnya kondisi struktur pemerintah di Indonesia dan organisasi masyarakat tingkat pengetahuan serta kebutuhan dasarnya, dan sebagainya.
3. Keadaan struktur pemerintah di Indonesia yang menganut system perangkan pemerintah daerah (desentralisasi) dan perwakilan daerah (dekonsentrasi)
4. Belum mantapnya bidang dan proses perencanaan kota di Indonesia, sehingga mekanisme pendukungnya belum berjalan lancer
5. Beragamnya jenis kota di Indonesia, terutama menyangkut besaran serta kompleksitas permasalahannya. Hal ini bias dilihat dari beragamnya kota-kota yang ada di Indonesia
Kelima kondisi di atas berpengaruh terhadap model perencanaan yang diterapkan di Indonesia, karena dari berbagai kondisi tersebut diupayakan penerapan model yang sesuai.
Bila kita mengkaji perencanaan pembangunan kota di Indonesia, menurut Sudjana Rochyat, paling tidak terdapat dua pandangan dasar yang dapat diterpkan untuk mengupas permasalahan dan mengenali berbagai problematika perkotaan. Pertama, memandang kota sebagai dimensi fisik dari kehidupan kegiatan usaha manusia yang memberikan berbagai implikasi pada aspek-aspek pembangunan. Kedua, kota dipandang sebagai bagian dari suatu sistem yang menyeluruh dari kehidupan masyarakat yang saling terkait dengan upaya pada aspek-aspek pembangunan lainnya.
Namun, dilihat dari fungsi dan peranan kota sebagai pusat pemukiman penduduk, pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, dan sebagainya, menunjukkan bahwa kota tidak hanya dipandang dari dimensi fisik semata, tetapi lebih merupakan bagian dari suatu system yang menyeluruh, yang hal ini akan dilihat pada perjalanan pembangunan kota di Indonesia.

Daftar Pustaka

Allafa. 2008. Teori Perencanaan. http://one.indoskripsi.com/node/6055 ( 9 Maret 2010 )
Catanese, A. & Synder, J. 1979. Introduction to Urban Planning. Diterjemahkan oleh Susongko, Ir. dengan judul: Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.
____________, 1989. Urban Planning, Second Edition. Diterjemahkan oleh Susongko, Ir. dengan judul: Perencanaan Kota, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Conyers, Diana. & Hill, Peter. 1984. An Introduction to Development Planning in The Third World. Scotland: The Pitman Press Ltd, Bath, Avon
Gallion, A & Eisner, S. 1997. Introduction to Urban Planning. Diterjemahkan oleh Susongko, Ir. dengan judul: Pengantar Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.
Micania, 2008. Teori Perencanaan. http://micania.blogspot.com ( 9 Maret 2010 )
Nurmadi, Achmad. 2006. Manajemen Perkotaan. Yogyakarta: Sinergi Publishing
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung: Bumi Aksara
Soedjono, Rochyat. 1995. Perencanaan Kota di Indonesia. Bandung: PT Alumni. Dalam Sadyohutomo, Mulyono. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung: Bumi Aksara



Continue Reading »

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

Uraian dalam bab ini dan bab berikut bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi keseimbangan pendapatan nasional yang ditentukan oleh tingkat pengeluaran agregat. Yaitu pendekatan yang lebih dikenal sebagai pendekatan keynesian sederhana. Pendekatan tersebut merupakan bentuk yang paling sederhana dari analisis keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara, dan dalam bab ini yang akan dibahas adalah perekonomian dua sektor
            Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri.
Ø  HUBUNGAN DI ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 4.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.




TABEL 4.1
Daftar konsumsi dan tabungan rumah tangga
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan
disposebel (Yd)
(1)
Pengeluaran konsumsi (C)

(2)
Tabungan (S)

(3)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
125
200
275
350
425
500
575
650
725
800
875
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100
125

1.      pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Y­d = 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.
2.      kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.
3.      Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung. Disebabkan pertambah pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatanya.
KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG
            Untuk memahami dengan lebih baik sifat hubungan diantara pendapatan diposebel dengan konsumsi, dan pendapatan disposebel dengan tabungan perlulah diterangkan dua konsep penting berikut :

        i.            Kecondongan konsumsi
      ii.            Kecondongan menabung
DEFINISI KECONDONGAN MENGKONSUMSI konsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu : kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Definisi dan arti konsep ini adalah :
        i.            Kecondongan mengkonsumsi marginal, atau secara ringkasnya dinyatakan sebagai MPC ( marginal propersity to consume ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh,
      ii.            Kecondongan mengkonsumsi rata-rata, atau secara ringkas dinyatakan sebagai APC (average propersity to consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposebel pada saat konsumsi itu dilakukan. 

DEFINISI KECONDONGAN MENABUNG MARGINAL. Konsep kecondongan menabung juga perlu dibedakan menjadi 2 istilah yaitu kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Definisinya masing-masing adalah :
        i.            Kecondongan menabung marginal, MPS (marginal propersity to save), merupakan perbandingan diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel.
      ii.            Kecondongan menabung rata-rata, APS (average propersity to save) menunjukan perbandingan diantara tabungan dengan pendapatan disposebel.


FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN
Dalam analisis makroekonomi yang lebih penting bukanlah melihat konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumahtangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan konsumsi agregat dan tabungan semua rumahtangga dalam perekonomian dinamakan tabungan agregat
CIRI-CIRI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu perlu didefinisikan arti dari istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
        i.            fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumahtangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.
      ii.            fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumahtangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, disamping digambarkan dalam bentuk kurva, juga dapat dinyatakan dalam persamaan aljabar seperti dinyatakan dalam fungsi berikut :
        i.            fungsi konsumsi : C = a + bY
      ii.            fungsi tabungan : S = -a + (1 – b )Y
PENENTU-PENENTU KONSUMSI DAN TABUNGAN
1.      kekayaan yang telah terkumpul
sebagai akibat dari mendapat harta warisan atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha dimasa lampau.
2.      tingkat bunga, tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumahtangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh
3.      sikap berhemat, dalam masyarakat seperti APC dan MPC adalah lebih rendah, tetapi juga ada pula yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi.
4.      Keadaan perekonomian, dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka lebih cenderung berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung.
5.      Distribusi pendapatan, dalam masyarakat yang distribusi pendapatanya tidak merata, leih banyak tabungan yang akan diperoleh.
6.      Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi, apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikan tingkat konsumsi
INVESTASI (PENANAMAN MODAL)
Definisi dan arti investasi
Investasi atau penanaman modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Fungsi investasi
            Kurva yang menunjukan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar atau (ii) bentuknya naik kesebelah atas kanan, fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh

PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI
Faktor – faktor utama yang menentukan tingkat investasi :
1.      Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh
2.      Tingkat bunga
3.      Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan
4.      Kemajuan tekhnologi
5.      Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahanya.
6.      Keuntungan yang diperoleh perusahaan – perusahaan
TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL
Suatu investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan dimasa depan adalah lebih besar dari pada nilai sekarang modal yang di investasikan.

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN NEGARA
Untuk menunjukan proses penentuan tingkat keseimbangan perekonomian Negara dapat digunakan 3 cara yaitu :
        i.            Dengan menggunakan contoh angka pendapatan nasional dan perbelanjaan agregat
      ii.            Dengan menggunakan grafik yang menunjukan (a) kesamaan perbelanjaan agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan diantara investasi dan tabungan.
    iii.            Dengan mengguakan cara pembuktian secara aljabar
PERUBAHAN DALAM KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER
Dari satu priode ke priode lainya keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan, dalam perekonomian dua sektor perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan dalam investasi, perkembangan teknologi, misalnya akan menambah investasi dan investasi yang bertambah akan memindahkan pengeluaran agregat ke atas.
            Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas tingkat keseimbangan dan terutama keatas tingkat pendapatan nasional.
Continue Reading »

Permintaan dan Penawaran

Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
A. Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.
B. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
A. Kurva Permintaan
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang diminta, jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Permintaan ber-slope negatif terhadap harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.
Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga naik karena dua alasan dasar :
1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).
2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.
Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan pasar (market demand). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pasar :
1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.
Lima faktor diatas dapat mengakibatkan pergeseran kurva permintaan, karena merupakan faktor-faktor diluar harga. Perhatikan bahwa kenaikan/penurunan harga akan mengakibatkan permintaan berubah di sepanjang kurva permintaan, sedangkan kelima faktor diatas akan mengakibatkan pergeseran kurva permintaan.
B. Kurva Penawaran
Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang ditawarkan (kuantitas yang bersedia diproduksi/dijual), jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Kurva penawaran ber-slope positif, yaitu jika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurva penawaran, yaitu :
1. Teknologi. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.
2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin, dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.
3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.
4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dls.
Sama seperti pada kurva permintaan, perubahan pada kelima faktor ini akan mengakibatkan pergeseran pada kurva penawaran. Kelima faktor ini adalah faktor diluar harga.
C. Keseimbangan (Ekuilibrium) Kurva Permintaan dan Penawaran
Kurva permintaan dan penawaran memiliki slope yang berlawanan. Apabila kedua kurva tersebut bertemu, yang berarti pada tingkat harga tertentu kuantitas diminta sama dengan kuantitas ditawarkan, maka terjadi keseimbangan (ekuilibrium) di pasar. Harga pada posisi ekuilibrium ini disebut juga harga kliring pasar (market clearing price).
Continue Reading »

Manajemen Persediaan

A.  Pengertian Persediaan

Manajemen Persediaan merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu.  Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan barang mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi harus selalu tersedia sebagai “buffer stock“ agar memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang timbul.
Manajemen persediaan adalah kegiatan untuk menentukan jumlah dan komposisi persediaan sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien, juga termasuk pengaturan dan pengawasan atas pelaksanaan pengadaan bahan-bahan atau barang-barang yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Dalam rangka meminimalkan kebutuhan operating cash maka perputaran persediaan atau inventory turnover harus diperbesar karena dengan semakin besarnya perputaran persediaan berarti semakin kecil modal yan harus diinvestasikan dalam persediaan.
Kepentingan-kepentingan dari sudut finansial sering kali bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan untuk menyediakan perusahaan dalam jumlah yang cukup besar guna mengurangi risiko kehabisan barang dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan produksi. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan suatu jumlah “optimal“ dari persediaan agar dapat mengurangi pertentangan kedua kepentingan tersebut.
Mudah menerima pendapat yang mengatakan bahwa manajemen persediaan lebih penting dalam kehidupan suatu perusahaan manufaktur dibandingkan dengan perusahaan yang produknya adalah jasa. Dikatakan demikian karena yang dimakasud dengan persediaan, yang harus dikelola dengan tingkat efesiensi yang setinggi mungkin, menyangkut bahan mentah atau bahan baku, bahan setengah jadi dalam arti masih dalamproses menjadi barang jadi atau produk yang siap dijual  dan barang jadi.
Sesuatu produk tertentu berasal dari bahan mentah atau bahan baku yang diperoleh dari para pemasok. Dalam rangka penerapan cara kerja yang efisien, persediaan bahan mentah atau bahan baku harus memperhitungkan beberapa faktor seperti : perkiraan produksi, langka tidaknya bahan mentah atau bahan baku, lokasi pemasok dikaitkan dengan lokasi perusahaan produsen, sifat hubungan perusahaan produsen dengan pemasok, jadwal pemberian dan persyaratannya, dan lancar tidaknyaproses produksi dalam perusahaan produsen.
Mengenai persediaan barang setengah jadi – dalam arti masih harus mengalami pemrosesan lanjutan – dapat dikatakan bahwa persediaan itu sangat dipengaruhi oleh lamanyaproses lanjutan tersebut berlangsung. Artinya, menumpuknya barang setengah jadi harus dicegah. Salah satu cara terbaik untuk mencegahnya ialah mempersingkat waktu pemrosesan hingga barang setengah jadi itu berubah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan. Memperpendek waktu pengelolahan lebih lanjut tidak sederhana mengucapkannya, karena berkaitan dengan berbagaifaktor , seperti tingkat keterampilan para pekerja disatuan kerja yang menangani produksi, teknologi yang digunakan dan apakah bahan mentah dan bahan baku dikuasai sendiri oleh perusahaan atau tidak. Mempersingkat pengelolaan lebih lanjut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh manajer produksi. Makin singkat waktu pengolahan lanjutan itu makin kecil pula biaya produksi yang harus disediakan oleh manajer keuangan.
Jika proses lanjutan selesai, berarti terjadilah persediaan barang jadi, yaitu produk perusahaan berupa barang yang siap dipasarkan dan dijual. Harus diupayakan agar persediaan barang jadi tidak disimpan digudang dalam waktu yang lama. Dengan perkataan lain,besar kecilnya persediaan barang jadi sesungguhnya memerlukan koordinasi yang rapi antara satuan kerja yang menangani produksi dan satuan kerja yang menangani pemasaran dan penjualan. Meskipun seorang manajer keuangan tidak terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan penjualan, tetapi ia bukan berarti tanpa peranan, misalnya dalam hal menentukan kebijakan dan persyaratan kredit.
Persediaan barang jadi selalu mempunyai konsekuensi pembiayaan yang harus dipikul perusahaan untuk manajer keuangan harus menyediakan anggaran. Komponen biaya yang berhubungan dengan berbagai aspek penanganan persediaan pada umumnya terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya persediaan munimum.
Biaya penyimpanan yang juga diduga dengan penggudangan juga terdiri dari berbagai komponen seperti biaya gudang, biaya asuransi, pajak kekayaan perusahaan, biayamodal dan penyusutan. Berbagai komponen biaya itu harus dianggarkan terlepas dari kenyataan apakah perusahaan memiliki sendiri fasilitas pergudangan atau tidak.
Biaya pemesanan yang dimaksud adalah biaya yang harus dipikul perusahaan yang timbul karena pemesanan bahan baku atau bahan mentah dan mesin-mesin yang diperlukan untukproses produksi termasuk pemasangan dan penyetelannya dikurangi dengan rabat yang diterima perusahaan dalam hal pemasok bersedia memberikan rabat dimaksud karena, misalnya, perusahaan membelinya dalam jumlah yangbesar . Persediaa barang jadi tidak boleh dibiarkan menumpuk di gudang karena hanya akan menambah biaya sebagai beban perusahaan. Namun sebaliknya, persediaan digudang jangan demikian minimnya sehingga permintaan konsumen atau pemakai produk tidak dipenuhi oleh satuan kerja yang menangani penjualan. Jika situasi demikian timbul, perusahaan menambah biaya kesempatan, kehilangan kepercayaan pelanggan karena permintaan mereka tidak terpenuhi. Di lingkungan perusahaan sendiri terjadi gangguan terhadapproses produksi yang akan menambah biaya operasional juga. Berdasarkan hal-hal itu dapat dikatakan bahwa manajemen persediaan harus terselenggara dengan baik dan memperoleh bantuan manajer keuangan apabila diperlukan.

B.  Tujuan danTipe Persediaan
Persediaan dapat membantu fungsi-fungsi penting yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan. Terdapat tujuh tujuan penting dari persediaan,  yaitu:
  1. Fungsi ganda. Fungsi utama persediaan adalah memisahkan proses produksi dan distribusi.
  2. Mengantisipasi adanya inflasi. Persediaan dapat mengantisipasi perubahan harga dan inflasi, penempatan persediaan kas dalam bank merupakan pilihan yang tepat ntuk pengembalian investasi.
  3. Memperoleh diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli.fungsi persediaan yang lain adalah memanfaatkan keuntungan dari diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli.
  4. Menjaga adanya ketidakpastian. Dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian dalam hal permintaan, penawaran dan waktu tunggu.
  5. Menjaga produksi dan pembelian yang ekonomis.
  6. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.
  7. Memenuhi kebutuhan terus-menerus. 

C.  Jenis - Jenis Persediaan
1. Persediaan Barang Baku
Persediaan bahan baku terdiri atas bahan baku dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahaan.  Barang-barang ini bisa meliputi baja, kayu, minyak bumi, atau bahan yang sudah dimanufaktur seperti kawat, poros peluru atau ban yang tak diproduksi perusahaan sendiri. Tanpa merinci bentuk persediaan bahan baku, semua perusahaanmanufaktur secara definisi menyimpan persediaan bahan baku dengan tujuan memisahkan fungsi produksi dari fungsi pembelian kartunya, membuat kedua fungsi independen dari satu sama lain, agar penundaan pengiriman bahan baku tak menyebabkan penundaan produksi. Jika pengiriman terlambat, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan mencairkan persediaannya. Selama perang dengan Irak tahun 1991, banyak perusahaan yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan produksi membangun persediaan mereka untuk mengantisipasi perlambatan atau mungkin penghentian arus minyak dari Timur Tengah. Pembangunan persediaan bahan baku ini memungkinkan perusahaan dengan persediaan yang cukup terus memproduksi waktu perang mengakibatkan pemotongan arus minyak.

2. Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses terdiri atas barang setengah jadi yang membutuhkan tambahan pekerjaan sebelum menjadi barang jadi. semakin kompleks dan panjang proses produksinya, semakin besar investasi dalam persediaan barang dalam proses. Tujuan persediaam barang dalam proses adalah  memisahkan berbagai operasi dalam proses produksi agar kegagalan mesin dan penghentian pekerjaan dalam satu takkan mempengaruhi operasi lain. Asumsikan, contohnya, ada 10 operasi produksi yang berbeda, masing-masing melibatkan pekerjaan yang diperoduksi dalam operasi sebelumnya. Jika mesin yang melakukan operasi produksi pertama rusak, sebuah perusahaan tanpa persediaan barang dalam proses harus menutup kesepuluh operasi produksi. Tapi jika sebuah perusahaan memiliki persediaan itu, sisa 9 operasi dapat terus dengan menarik bahan untuk operasi kedua dari persediaan bukan langsung dari hasil operasi pertama.

3. Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi tediri atas barang yang telah selesai produksinya tapi belum dijual. Tujuan persediaan barang jadi adalah memisahkan fungsi produksi dan penjualan agar tidak perlu memproduksi barang sebelum penjualan terjadi, penjualan dapat dilakukan langsung dari persediaan. dalam industri mobil, contohnya, orang takkan membeli dari agen yang membuat mereka menunggu beberapa minggu atau bulan, jika agen lain dapat memenuhi pesanan langsung.

D.  Masalah Titik Pemesanan
Dua asumsi yang paling membatasi yaitu permintaan konstan atau seragam dan pengiriman langsung diatasi melalui dimasukkannya stok keamanan, yaitu persediaan yang dipegang untuk mengakomodasi penggunaan yang luar biasa besar dan tak diharapkan selama waktu pengiriman. Keputusan sebanyak apa stok kemanan dipegang biasanya disebut masalah titik pemesanan. yaitu, berapa rendahnya persediaan berkurang sebelum dipesan kembali.
Dua faktor yang ikut menentukan titik pemesanan yang tepat:
1.     Stok pembelian atau waktu pengiriman, dan
2.     2 stok keamanan yang diinginkan. Titik pemesanan dicapai saat persediaan jatuh ke tingkat sama dengan stok waktu ditambah stok keamanan.

Titik pemesanan persediaan
pesanan persediaan baru saat tingkat persediaan jatuh ketingkat ini
= Stok waktu pengiriman + Stok keamanan.

Sebagau hasil selalu menyimpan stok keamanan, tingkat persediaan rata- rata meningkat. Sebelum dimasukkannya stok keamanan tingkat persediaan rata- rata sama dengan EOQ/2, sekarang menjadi
Persediaan rata – rata = ESQ/2 + stok keamanan.
Secara umum, beberapa faktor secara simultan menentukan berapa banyak stok waktu pengiriman dan stok keamanan harus dipegang. Pertama, efesiensi sistem penimbunan kembali mempengaruhi berapa banyak stok waktu pengiriman dibutuhkan. Karena stok watu pengiriman adalah penggunaan persediaan yang diharapkan antara pemesanan dan penerimaan  persediaan, penimbunan kembali persediaan yang efisien akan mempengaruhi kebutuhan stok waktu pengiriman.
Ketidak pastian yang melingkupi baik waktu pengiriman dan kebutuhan produk mempengaruhi tingkat stok keamanan yang dibutuhkan. Semakin pasti pola arus masuk dan arus keluar persediaan, semakin sedikit stok keamanan dibutuhkan. Akibatnya, jika arus masuk dan keluar sangat dapat diramalkan, maka sedikit kemungkinan terjadinya kehabisan stok yang tak diperkirakan.
Marjin keamanan yang diinginkan juga mempengaruhi tingkat stok keamanan yang dipegang. Jika kehabisan persediaan suatu pengalaman yang mahal, stok keamanan yang dipegang akan lebih besar daripada jika sebaliknya. Jika kehabisan stok dan penundaan dalam melayani pelanggan  menghasilkan ketidakpuasan langganan yang kuat dan kemungkinan kehilangan penjualan dimasa depan, maka stok keamanan tambahan dibutuhkan. Penentu akhir adalah biaya menyimpan persediaan tambahan, baik dalam biaya penanganan dan pergudangan dan biaya oportunitas investasi dalam persediaan tambahan. Dengan sangat sederhana, semakin besar biaya, semakin kecil stok keamanan.
Penentuan stok keamanan melibatbatkan keseimbangan dasar antara risiko kehabisan stok, menghasilkan ketidakpuasan pelanggan dan kehilangan penjualan dan peningkatan biaya karena menyimpan biaya tambahan.

E.   Perputaran Persediaan
Alat untuk menguji persediaan adalah ratio perputaran persediaan dan jumlah hari persediaan. Ratio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahan telah dijual selama periode tertentu, sedangka jumlah hari persediaan menunjukkan berapa lama persediaan itu tersimpan di gudang. Adapun cara menghitung ratio tersebut adalah :

                                                   Harga pokok penjualan
                                                   (Cost of goods sold)                                                              
Perputaran persediaaan barang dagang = -----------------------------------------------
(Merchandise turnover)                      Rata-rata persediaan barang dagang
                                          (Average merchandise inventory at cost)

                                                    Jumlah hari pertahun
Jumlah hari persediaan                          = ----------------------------
(= hari rata-rata pers. disimpan)                    perputaran persediaan

Rata-rata persediaan dihitung dengan cara menambahkan saldo persediaan awal dan saldo persediaan akhir, kemudiaan dibagi dua. Jumlah hari pertahun untuk perhitungan yang teliti serimg digunakan 365 hari; apabila hanya digunakan hari kerja maka satu tahun = 300 hari; akan tetapi banyak juga yang mempergunakan perhitungan satu tahun = 360 hari.
Selanjutnya untuk perputaran persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi dapat dihitung sebagai berikut:
Harga pokok bahan baku yang dipergunakan
                                                     (Cost of raw material used)
Perputaran persediaan bahan baku       = ------------------------------------------------------
                                                 Rata-rata persediaan bahan baku
                                                  (Average raw material inventory)

Persediaan awal  +  pembelian neto  -  persediaan akhir       =  harga pokok bahan
Bahan baku             bahan baku       bahan baku              baku yang dipergunakan

Pembelian bahan -  retur pembelian  -  potongan pembelian =  pembelian neto
Baku bruto              bahan baku          bahan baku         bahan baku

                                                   Harga pokok (barang) produksi
                                                   (cost of goods manufactured)
perputaran persediaan barang dalam proses = --------------------------------------------------
(work in process turnover)                     Rata-rata persediaan barang dalam proses
                                                  (average work in process inventory)

persediaan awal  +  pengumpulan      -  persediaan akhir        =  harga pokok 
barang dalam        biaya-biaya             barang dalam            (barang) produksi
proses                barang dalam          proses
                        proses

harga pokok                                                                              
pengumpulan
bahan baku yang  +  biaya tenaga       + biaya overhead          =  biaya-biaya barang
dipergunakan         kerja langsung       pabrik                       dalam proses

                                                           harga pokok barang yang tersedia untuk dijual
                                                                 (cost of goods sold)
perputaran barang jadi                                  = --------------------------------------------------
(finished goods turnover)                                 rata-rata persediaan barang jadi
                                                          (average finished goods inventory)

persediaan awal    +   harga pokok        -  persediaan akhir      =  harga pokok barang
barang jadi              barang produksi      barang jadi                yang tersedia untuk dijual

F.   Jenis-jenis Biaya Dalam Persediaan
Beberapa masalah keputusan persediaan dapat diselesaikan dengan menggunakan kriteria ekonomis, satu syarat mutlak terpenting adalah membuat struktur biaya. Struktur biaya ini memuat biaya persediaan, biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang disebabkan oleh adanya persediaan. Biaya persediaan ini di dalam perusahaan secara umum dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
  1. Biaya pembelian. Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, jumlahnya tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga per unit barang.
  2. Biaya pengadaan. Merupakan biaya yang berhubungan dengan pembelian barang yang terdiri dari biatya pemesanan, apabila barang yang diperlukan berasal dari luar perusahaan.
  3. Biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang disebabkan oleh adanya kegiatan menyimpan barang dalam periode waktu tertentu, biaya ini diwujudkan dalam bentuk prosentase nilai rupiah per unit waktu. Biaya ini meliputi:
       biaya modal
       biaya penyimpanan
       biaya keusangan atau kadaluwarsa
       biaya kehilangan dan biaya kerusakan
       biaya asuransi
       biaya administrasi dan pemindahan
  1. Biaya kekurangan persediaan. Biaya kekurangan persediaan merefleksikan konsekuensi ekonomis yang disebaakan oleh adanya kehabisan persediaan. Adapun yang termasuk biaya ini adalah:
       jumlah barang yang tidak terpenuhi
       waktu pemenuhan
       biaya pengadaan darurat

Untuk mengatasi keadaan yang tidak diinginkan yaitu kehabisan persediaan yang diakibatkan oleh keterlambatan kedatangan barang atau kenaikan dalam pemakaian barang, atau kedua-duanya, diperlukan sejumlah persediaan pengaman.
Persediaan pengaman adalah persediaan ekstra yang harus diadakan untuk proyeksi atau pengaman dalam menghadapi kehabisan persediaan karena berbagai sebab. Dengan demikian, persediaan pengaman mempunyai dua aspek dalam pembiayaan perusahaan  :
       Persediaan pengaman akan mengurangi biaya yang timbul karena kehabisan persediaan. Makin besar persediaan pengaman, makin kecil kemungkinan kehabisan pesediaan, sehingga makin kecil pula biaya karena kehabisan persediaan.
       Tetapi adanya persediaan pengaman akan menambah biaya penyediaan barang. Makin besar persediaan pengaman, makin besar pula biaya penyediaan barang.

G.  Just In Time
Salah satu pendekatan terhadap pengendalian persediaan adalah sistem just in time (JIT) yang telah dikembangkan oleh perusahaan- perusahaan Jepang yang telah banyak meraih popularitas di seluruh dunia. Toyota adalah salah satu perusahaan yang pertama yang telah secara agresif menerapkan sistem just-in-time.
Persediaan just in time merupakan persediaan minimum yang harus dipenuhi untuk menjaga agar proses berjalan dengan sempurna. Konsep just in time berisi tentang jumlah yanh tepat dari item yang bagus yang akan tiba pada saat yang dibutuhkan tanpa ada keterlambatan. Agar just in time dapat diaplikasikan dalam perusahaan, maka manajer harus mengurangi keanekaragaman yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, artinya jika persediaan muncul oleh karena adanya keanekaragaman dalam proses, maka manajer harus mengeliminasi keanekaragaman tersebut.
Tujuan just in time adalah menyeimbangkan sistem dan untuk mencapainya adalah melalui sistem aliran material dengan menciptakan proses sependek mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada dengan cara yang terbaik. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila perusahaan memiliki tujuan:
1. Mengurangi kegiatan yang tidak perlu dilakukan
2. Mengurangi persediaan dalam perusahaan
3. Mengurangi waktu persiapan dan lead time
4. Membuat sistem yang fleksibel
5. Mengurangi kesalahan

Pembelian persediaan dengan menggunakan metode just in time memiliki ciri khas sebagai berikut:
1. Pemasok
       Jumlah pemasok sedikit
       Berdekatan dengan jarak pemasok
       Melakukan bisnis ulang dengan pemasok yang sama
       Melakukan penawaran terhadap seumlah komponen baru
       Melakukan integrasi dengan pemasok
       Mendorong pemasok untuk menerapkan konsep just in time
       Aktif melakukan analisis dengan pemasok agar harga tetap bersaing
       Kelompok
2. Jumlah
       jumlah output yang tetap
       frekuensi pengiriman dalam jumlah lot yang kecil
       melakukan kontrak jangka panjang
       meminimalkan penggunaan kertas kerja
       tidak terjadi kekurangan atau kelebihan penerimaan
3. Kualitas
       meminimalkan spesifikasi produk
       pemasok mendorong menggunakan bagan
       membantu pemasok menemukan kualitas yang diinginkan
       mempererat hubungan pembeli dan penjual untuk menjamin kualitasnya
       pengendalian kualitas di samping inspeksi ukuran lot
4. Pengiriman
       penjadwalan melakukan pengendalian terhadap pwerusahaan pengiriman milik sendiri atau kontrak, gudang kontrak dan angkutan yang digunakan

Just in time merupakan konsep pengurangan kesalahan, penyeimbangan perusahaan dan jumlah persediaan yang sedikit dan kunci just in time adalah memproduksi ukuran lot kecil sebagai standar. Pengukuran terhadap ukuran batch sangan membantu mengurangi persediaan rata-rata dan biaya persediaan. Pada saat penggunaan persediaan konstan, tingkat persediaan rata-rata merupakan jumlah persediaan maksimum + persediaan minimum dibagi dua.
                                  Persediaan maksimum + persediaan minimum
Tingkat persediaan rata-rata = -------------------------------------------------------
                                                  2 

Rata-rata persediaan turun pada saat jumlah pemesanan kembali turun yang disebabkan oleh tingkat persediaan maksimum turun.


Sistem kontrol just in time awalnya dikembangkan di Jepang oleh Taiichi Okno, wakil presiden Toyota. Awalnya, sistemnya disebut kanban, dinamai berdasarkan kartu yang ditempatkan di tempat penyimpanan bagian yang digunakan untuk memberitahukan perlunya persediaan baru. Ide dibalik sistem ini adalah  perusahaan harus memiliki tingkat persediaan minimum, bergantung pada penyedia untuk menyediakan bagaian “tepat waktu“ untuk dipakai oleh mereka. Ini kontras dengan filosifi persediaan tradisional perusahaan AS, di mana kadang disebut sistem,“just in case“, yang memegang tingkat stok keamanan yang sehat untuk memastikan produksi takkan terganggu. Walau persediaan besar bukan ide buruk saat tingkat bunga rendah, saat tingkat bunga tinggi mereka memakan biaya.
Untuk mencapai filosofi just in time, berikut teknik yang telah berhasil diterapkan pada industri jasa ynag diadopsi dari industri manufaktur. Kesesuaian penggunaannya bergantung pada karakteristik perusahaan, produksi, teknologi, keahlian dan budaya perusahaan.
       Kelompok yang mengorganisir problem solving. Memfokuskan pada perbaikan kelompok, memperbaiki lingkaran kualitas dan kinerja biaya proses.
       Perbaikan lingkungan
       Perbaikan kualitas
       Mengklarifikasi aliran proses. Klasifikasi aliran proses meliputi desain ulang proses, perputaran, kelompok kerja dan pengembangan staf yang fleksibel
       Memperbaiki peralatan dan teknologi proses
       Menentukan beban fasilitas. Perusahaan akan menyeimbangkan beban produksi dengan permintaan
       Mengurangi kegiatan yang tidak penting
       Melakukan reorganisasi bentuk wujud. Tempat kerja seringkali membutuhkan perbaikan pada saat JIT diterapkan yaitu menyesuaikan sel kerja dengan permintaan atau lot yang kecil
       Mengembangkan jaringan pemasok

Keuntungan Menggunakan JIT:
  1. Membangun sistem yang fleksibel, dengan pelatihan beberapa keterampilan kepada karyawan akan meningkatkan keahlian karyawan dalam berbagai bidang, sehingga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul.
  2. Mengurangi kesalahan dengan menekankan layanan yang standar dan berkualitas.
  3. Meminimalkan waktu proses.
  4. Menyederhanakan proses yaitu dengan membuat sistem yang baik, misalnya tersedianya ATM, stasiun layanan, dll.
Walau sistem persediaan  just in time secara intuitif menarik, telah terbukti mudah dijalankan. Jarak yang jauh antara penyedia dan pabrik menghasilkan terlalu banyak ruang untuk penyimpanan dan tak cukup akses untuk menerima persediaan telah membatasi implementasi yang sukses. Tapi banyak perusahaan dipaksa merubah hubungan mereka dengan penyedia mereka. Karena perusahan bergantung kepada penyedia untuk mengirimkan bagian dan bahan baku berkualitas tinggi segera, mereka harus memiliki hubungan yang dekat, berjangka panjang dengan mereka.



DAFTAR PUSTAKA

       Recommend reading in www.dmanagerial.blogspot.com
       Halim, Abdul. 2004. Auditing 2 Dasar - Dasar Prosedur Pengauditan. Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
       Keown, Arthur. 1996. Dasar - Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
       Siagian, Sondang. 1997. Audit Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara.
       C.Van Horne, James. 1997. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
       Zulfikarijah, Fien.2005. Manajemen Persediaan. Malang : UMM Press.
       Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan ; Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta : PT Grasindo, Anggota IKAPI
       Indrajit, Eko Richardus dan Djoko Pranoto. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta : PT Grasindo, Anggota IKAPI
       Sugiyarso, G. dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan; Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal, serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Yogyakarta : Media Pressindo.
Continue Reading »