Hubungi kami

Link Exchange

Link Sahabat

Ping your blog, website, or RSS feed for Free Jasa SEO dan Pembuatan Website Active Search Results

15 Jan 2012

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN AKUTANSI PERTANGGUNG JAWABAN

nah akhirnya posting lagi....posting ane ini posting dalam bentuk makalah yah..habis di beri tugas oleh dosen untuk diskusi, selesai diskusi dari pada sia sia mending share keteman teman lewat blog ini hehehe itung itung amal lah, ok deh langsung aja>>>

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
     Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses:
  1. Pemrograman (Programming) Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
  2. Penganggaran (Budgeting) Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggung jawaban.
  3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting) Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
  4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis) Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
  • Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
  • Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.
  • Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
  • Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.

Jadi secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni pemrograman, pengenggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja serta sistem pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu secara efisien dan efektif.
 oh yah itu aja yah buat pengantarnya, untuk selengkapnya silahkan download disini yah

jika bermanfaat, harap tinggalkan komentar
Continue Reading »

13 Jan 2012

Tukaran Link yuk...

para sobat-sobat blogger
sudah tau kan apa itu link exchange ( tukaran link )..???
jika udah tau ane mau nawarin buat tukaran link neh
caranya sobat tinggal copy link ini



setelah copy dan pasang di blog sobat, kemudian sobat silahkan tinggalkan komentar di bawah postingan ini, kemudian ane cek ke situs sobat jika sobat benar-benar memasangnya ane pasti akan masang situs sobat di blog ini...ditunggu

comment yahh.
Continue Reading »

Kisah Sukses Pengusaha Jamur

    Sukses dengan berbisnis jamur tentu bukan hanya isapan jempol belaka. Semua orang memiliki peluang yang sama untuk bisa meraih sukses melalui bisnis jamur. Salah satunya yaitu Ir. Eddy W. Santoso yang sukses membangun PT. Teras Desa Intidaya untuk membudidayakan jamur lingzhi, hiratake, shiitake, hon shimeiji, jamur tiram, jamur kuping, maitake, dan enoki.
    Memulai usaha budidaya jamur di saat krisis moneter terjadi, tentu bukan perkara mudah bagi seorang Eddy W. Santoso. Pada awalnya lelaki lulusan Teknik ITB ini tidak tertarik untuk terjun menekuni bisnis budidaya jamur. Beliau lebih berminat menekuni bisnis komputer sebagai peluang usaha yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun sayang, perjalanan bisnis komputer yang telah dijalankannya selama 15 tahun ini harus gulung tikar diterjang badai krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997.
    Kegagalannya dalam menjalankan bisnis komputer membuat Eddy harus berpikir keras dan berusaha bangkit dari keterpurukan yang sedang Ia alami. Saat itu permintaan komputer nyaris terhenti, sehingga Ia harus mencari peluang bisnis baru yang lebih menjanjikan di tahun-tahun yang akan datang.
     Sejak kejadian tersebut, setiap harinya Eddy melakukan riset pasar dan belajar dari para pengusaha sukses yang ada di sekitarnya. Dan setelah melakukan pengamatan yang cukup lama, Eddy pun menjatuhkan pilihannya untuk menekuni bisnis jamur sebagai usaha barunya. Peluang tersebut diambil Eddy karena pada dasarnya tanaman jamur cukup mudah untuk dibudidayakan, terutama di daerah dingin seperti Jawa Barat. Selain itu kandungan gizi pada jamur juga cukup tinggi, sehingga peluang pasarnya pun masih sangat terbuka lebar  
    Setelah tiga tahun menjalankan bisnis budidaya jamur, Eddy semakin optimis bahwa dirinya tidak salah memilih peluang bisnis. Pasalnya dari tahun ke tahun, permintaan pasar jamur semakin menunjukan peningkatan yang cukup tajam. Bahkan bisnis jamur yang dikembangkan Eddy belum bisa mencukupi permintaan jamur di sekitar kota Bandung dan Jakarta.
    Melihat permintaan jamur (terutama jamur hiratake dan jamur lingzhi) yang terus meningkat, Eddy pun mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan kurang lebih 1 hektar lahan yang ada di Lembang untuk membudidayakan jamur. Tidak hanya itu saja, Eddy pun menggandeng para pemuda pengangguran di sekitar lokasi tersebut untuk diberikan pelatihan budidaya jamur sebelum mereka direkrut sebagai karyawan PT. Teras Desa Intidaya. Bahkan kesuksesan bisnis jamur Eddy tidak berhenti sampai disitu, untuk memperluas bisnis jamurnya Ia pun menjalin kerjasama dengan beberapa petani plasma guna mencukupi permintaan pasar jamur obat yang terus meningkat.
     Kini di tengah kesuksesannya menjalankan bisnis budidaya jamur, Eddy tidak pernah lelah untuk berusaha memberikan nilai lebih kepada masyarakat sekitar dengan mengenalkan macam-macam jamur dan manfaatnya bagi para konsumen. Selain itu Eddy juga berharap, agar masyarakat Indonesia mulai mengembangkan bisnis jamur karena potensi pasar lokal maupun internasional masih sangat terbuka lebar
Continue Reading »

Profil Pengusaha Sukses di Bisnis Pendidikan

   Maraknya bisnis pendidikan yang berkembang saat ini, mendorong para pemilik lembaga pendidikan saling berlomba untuk menawarkan peluang usahanya dengan sistem kemitraan. Berbagai peluang kerjasama seperti franchise maupun business opportunity di bidang pendidikan, sekarang ini menjamur di berbagai daerah.
   Salah satu contoh pengusaha yang sukses menjalankan bisnis pendidikan, hingga berhasil membuka ratusan cabang di berbagai daerah Indonesia adalah Sony Sugema. Pria lulusan SMA Negeri 3 Bandung ini, mulai menekuni bisnis pendidikan sejak Ia duduk di bangku SMA. Setelah ayahnya meninggal, Ia mulai menjalankan bisnis sampingan dengan membuka jasa les privat bagi teman-teman sekolahnya dengan biaya Rp 5.000,00 per bulan. Dari sinilah minat Sony untuk mengajar mulai muncul.
   Minat Sony untuk terjun di dunia pendidikan ternyata tidak berhenti di bangku sekolah saja, sejak melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah (jurusan teknik mesin di ITB) Ia memutuskan untuk mengajar matematika, fisika, dan kimia di salah satu SMA swasta yang ada di Bandung. Tidak cukup satu sekolah saja, Sony juga bekerja sebagai pengajar di beberapa bimbingan belajar.
Banyaknya pengalaman yang diperoleh Sony saat Ia mengajar di berbagai lembaga pendidikan, membuatnya termotivasi untuk membuka bisnis bimbingan belajar sendiri pada tahun 1990. Bimbingan belajar tersebut diberi nama Sony Sugema College (saat ini lebih dikenal dengan brand SSC). Dengan modal Rp 1,5 juta, Sony gunakan untuk membayar pegawai dan menyewa sebuah ruangan belajar bagi para siswa yang ikut bimbingan belajarnya.
    Pada awal usahanya, bimbingan belajar yang didirikan pria kelahiran Bandung ini hanya fokus memberikan bimbingan intensif untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi saja. Dengan metode fastest solution dan learning is fun,  SSC berupaya untuk membantu para siswa agar dapat menyelesaikan soal dengan cara yang mudah, dan lebih bersemangat lagi untuk mempelajari berbagai pelajaran yang selama ini dianggap sebagai momok (seperti matematika dan fisika).

   Keberhasilan metode yang diberikan Sony, ternyata menjadi media pemasaran yang cukup efektif. Semakin hari jumlah siswa yang mengikuti bimbingan di SSC semakin bertambah, sampai pada akhirnya tahun 1991 Sony memutuskan untuk membuka cabang di Jakarta. Momen inilah yang menjadi awal perkembangan SSC hingga akhirnya berhasil tersebar di berbagai kota yang ada di Indonesia.
   Kini setelah duapuluh tahun menjalankan bisnisnya, keberhasilan Sony sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia memiliki empat perusahaan yang semuanya bergerak dibidang pendidikan. Dan segudang penghargaan pun diraih Sony atas keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis di bidang pendidikan.
Dengan tekad yang kuat dan keberaniannya untuk bangkit dari kegagalan-kegagalan usaha sebelumnya, Sony berhasil menjadikan SSC sebagai salah satu lembaga bimbingan belajar ternama di Indonesia.
    Semoga informasi mengenai profil pengusaha sukses di bisnis pendidikan, bisa memberikan inspirasi bagi Anda untuk mencoba segala peluang yang ada. Jangan pernah takut akan adanya  kegagalan, karena dengan kegagalan Anda bisa belajar tentang banyak hal. Salam sukses
Continue Reading »

Profil Made Ngurah Bagiana, sang pemilik Edam Burger

   Lulusan STM bangunan ini mengawali bisnisnya hanya dengan dua gerobak. Kini, ia memiliki 10 pabrik dan 2.000 outlet Edam Burger yang tersebar di seluruh Indonesia. Segalanya tentu tak mudah diraih. Bahkan, ia pernah menjalani hidup yang keras di Jakarta.
   (Di rumah mungil di kawasan Perumnas Klender, Jakarta Timur, belasan pegawai berkaus merah kuning terlihat sibuk. Roti, daging, sosis, hingga botol-botol saus kemasan bertuliskan Edam Burger disusun rapi dalam wadah-wadah plastik siap edar. Seorang lelaki bercelana pendek berhenti bekerja, lalu keluar menyambut NOVA.
   Pembawaannya sederhana, tak ubahnya seperti pegawai lain. Sambil tersenyum hangat, ia pun memperkenalkan diri. “Aduh maaf, ya, saya tidak terbiasa rapi, hanya pakai oblong dan celana pendek,” tutur Made Ngurah Bagiana, sang pemilik Edam Burger. Beberapa saat kemudian, Made bercerita.)
Terus terang, saya suka malu dibilang pengusaha sukses yang punya banyak pabrik dan outlet. Bukan tidak mensyukuri, tapi saya hanya tak mau dicap sombong. Saya mengawali semua usaha ini dengan niat sederhana: bertahan hidup. Makanya, sampai sekarang saya ingin tetap menjadi orang yang sederhana. Sesederhana masa kecil saya di Singaraja, Bali.
   Orang tua memberi saya nama Made Ngurah Bagiana. Saya lahir pada 12 April 1956 sebagai anak keenam dari 12 bersaudara. Sejak kecil, saya terbiasa ditempa bekerja keras. Malah kalau dipikir-pikir, sejak kecil pula saya sudah jadi pengusaha. Bayangkan, tiap pergi ke sekolah, tak pernah saya diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, ya saya harus ke kebun dulu mencari daun pisang, saya potong-potong, lalu dijual ke pasar.
   Menjelang hari raya, saya pun tak pernah mendapat jatah baju baru. Biasanya, beberapa bulan sebelumnya saya memelihara anak ayam. Kalau sudah cukup besar, saya jual. Uangnya untuk beli baju baru. Lalu, sekitar usia 10 tahun, saya harus bisa memasak sendiri. Jadi, kalau mau makan, Ibu cukup memberi segenggam beras dan lauk mentah untuk saya olah sendiri.

PENSIUN JADI PREMAN
    Begitulah, hidup saya bergulir hingga menamatkan STM bangunan tahun 1975. Bosan di Bali, saya pun merantau ke Jakarta tanpa tujuan. Saya menumpang di kontrakan kakak saya di Utan Kayu. Untuk mengisi perut, saya   sempat menjadi tukang cuci pakaian, kuli bangunan, dan kondektur bis PPD.

Kerasnya kehidupan Jakarta, tak urung menjebloskan saya pada kehidupan preman. Bermodal rambut gondrong dan tampang sangar, ada-ada saja ulah yang saya perbuat. Paling sering kalau naik bis kota tidak bayar, tapi minta uang kembalian. (Sambil berkisah, Made terbahak tiap mengingat pengalaman masa lalunya. Berulang kali ia menggeleng, lalu membenarkan letak kacamatanya).
Toh, akhirnya saya pensiun jadi preman. Gantinya, saya berjualan telur. Saya beli satu peti telur di pasar, lalu diecer ke pedagang-pedagang bubur. Ternyata, usaha saya mandeg. Saya pun beralih menjadi sopir omprengan. Bentuknya bukan seperti angkot ataupun mikrolet zaman sekarang, masih berupa pick-up yang belakangnya dikasih terpal. Saya menjalani rute Kampung Melayu – Pulogadung – Cililitan.
   Tahun 1985, saya pulang ke kampung halaman. Pada 25 Desember tahun itu, saya menikah dengan perempuan sedaerah, Made Arsani Dewi. Oleh karena cinta kami bertaut di Jakarta, kami memutuskan kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib. Kami membeli rumah mungil di daerah Pondok Kelapa. Waktu itu saya bisnis mobil omprengan. Awalnya berjalan lancar, tapi karena deflasi melanda tahun 1986-an, saya pun jatuh bangkrut. Kerugian makin membengkak. Saya harus menjual rumah dan mobil. Lalu, saya hidup mengontrak.

NYARIS TERSAMBAR PETIR
    Titik cerah muncul di tahun 1990. Saya pindah ke Perumnas Klender. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor.

   Bahan-bahan pembuatan burger, seperti roti, sayur, daging, saus, dan mentega, saya ecer di berbagai tempat. Dibantu seorang teman, saya menjual burger dengan cara berkeliling mengayuh gerobak. Burger dagangannya saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah.
   Banyak suka dan duka yang saya alami. Susahnya kalau hujan turun, saya tak bisa jalan. Roti tak laku, Akhirnya, ya, dimakan sendiri. Masih untung karena istri saya bekerja, setidaknya dapur kami masih bisa ngebul. Pernah juga gara-gara hujan, saya nyaris disambar petir. Ketika itu saya tengah memetik selada segar di kebun di Pulogadung. Tiba-tiba hujan turun diiringi petir besar. Saya jatuh telungkup hingga baju belepotan tanah. Rasanya miris sekali.
Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri, padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah.
   Untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah. Mereka ambil bahan dari saya dengan harga lebih murah. Sungguh luar biasa, upaya saya berhasil. Dalam dua tahun, gerobak burger saya beranak menjadi lebih dari 40 buah. Saya pun pensiun menjajakan burger berkeliling dan menyerahkan semua pada anak buah.
   Tak berhenti sampai di situ, tahun 1996 saya mencoba membuat roti sendiri dan membuat inovasi cita rasa saus. Seminggu berkutat di dapur, hasilnya tak mengecewakan. Saya berhasil menciptakan resep roti dan saus burger bercita rasa lidah orang Indonesia. Rasanya jelas berbeda dengan burger yang dijual di berbagai restoran cepat saji.
Sumber : cepiar.blogspot.com
 
Continue Reading »

4 Jan 2012

Strategi Pemasaran bagi UKM

Mengawali tahun baru ane pengen posting sesuatu yang berhubungan dengan UKM... pas cari cari di buku ehh dapat Strategi pemasaran bagi UKM ane langsung posting aja, ini dia :

Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana ada kelompok masyarakat atau individu ingin memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan menciptakan,menawarkan, dan mempertukarkan secara bebas produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain (Philip Kotler).
Strategi Pemasaran
Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam aitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, pemosisian, dan elemen bauran pemasaran. Salah satu cara untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan adalah dengan meningkatkan kegiatan pemasaran secara insentif dan kontinyu. Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan di dalam membuat perencanaan, menentukan harga, produk, mendistribusikan barang dan jasa, serta promosi. Adapun proses pemasaran meliputi 6 tahap yaitu
a.       Analisis Kesempatan pasar
b.      Pemilihan pasar sasaran
c.       Strategi Peningkatan posisi Persaingan,
d.      Pengembangan sistem pemasaran
e.       Penyusunan rencana pemasaran ,dan
f.       Penerapan rencana dan pengendaliannya.
strategi pemasaran merupakan bagian dari perencanaan pemasaran yang merupakan tahap kelima dari proses pemasaran.Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan progam pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, pemosisisian, unsure bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran dipandang sebagai salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun rencana usaha, termasuk rencana pemasaran. Lebih-lebih dalam masa persaingan yang ketat, peranan strategi pemasaran semakin diandalkan untuk memenangkan persaingan.
 selengkapnya download disini yah
jika artikel ini bermanfaat, koment yah
Continue Reading »