Hubungi kami

Link Exchange

Link Sahabat

Ping your blog, website, or RSS feed for Free Jasa SEO dan Pembuatan Website Active Search Results

21 Nov 2011

SISTEM JUST IN TIME

Just in time ( JIT ) merupakan satu falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma. Karena keuntungan – keuntungan yang diberikan JIT sangat berguna, pemanfaatan JIT dapat memberikan keunggulan kompetitif. Pabrik alat dan cat general motors di Lordston, Ohio, merupakan contoh kemampuan JIT untuk mencapai produksi yang ramping ( lean productions ).

JUST IN TIME MENGATASI KESIA – SIAAN DAN VARIABILITAS
Sebagai suatu sistem perbaikan yang berkelanjutan, JIT menyerang kesia – siaan dan variabilitas yang menyebabkan kesia - siaan itu.
Pengurangan kesia - siaan
Kalau kita berbicara tentang kesia - siaan dalam proses produksi barang atau jasa, kita memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk. Produk yang disimpan, diperiksa, atau tertambat di produksi, dan produk yang rusak tidak menambah nilai ; kesemuanya itu 100% merupakan kesia - siaan.
JIT mempercepat proses produksi, sehingga memungkinkan produkdapat lebih cepat diantarkan ke konsumen dan persediaan barang dalam proses pun menurun jumlahnya. Penurunan ini memungkinkan aset yang sebelumnya disimpan menjadi persediaan dapat dimanfaatkan menjadi lebih produktif.
Pengurangan variabilitas
Untuk menjalankan pergerakan bahan baku menurut sistem JIT, manager mengurangi variabilitas yang disebabkan faktor internal maupun eksternal. Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimal yang mengantarkan produk sempurna tepat waktu. Persediaan menyembunyikan variabilitas - kata yang tepat untuk menggambarkan masalah. Semakin kecil variabilitas dalam sistem, maka semakin kecil pula kesia - siaan yang terjadi. Kebanyakan variabilitas terjadi karena perusahaan mentoreril kesia - siaan atau karena manajemen perusahaan jelek. Variabilitas timbul karena :
1. Karyawan, mesin, dan pemasok memproduksi unit - unit produk yang tidak sesuai dengan standar, terlambat di produksi, atau jumlahnya tidak sesuai.
2. Enginering drawing atau spesifikasi tidak akurat
3. Karyawan bagian produksi mencoba untuk memproduksi sebelum spesifikasi lengkapnya selesai.
4. Permintaan konsumen tidak diketahui

Tarik vs Dorong
Konsep dibelakang JIT adalah sistem “tarik”. JIT merupakan sebuah sistem tarik yang memproduksi satu unit lalu ditari ketempat yang memerlukannya pada saat diperlukan. Sistem tarik menggunakan sinyal untuk meminta pengiriman dari stasiun - stasiun hilir kestasiun yang memiliki fasilitas produksi. Stasiun ini menggunakan sinyal untuk menarik bahan baku pada saat tersedia kapasitas untuk memproses bahan baku itu. Konsep ini digunakan dalam lingkup proses produksi yang akan segera dilakukan dan dengan pemasok - pemasoknya. Dengan menarik bahan baku dengan sistem tersebut dalam ukuran lot yang sangat kecilsejumlah yang diperlukan, terhapuslah tumpukan persediaan yang menyembunyikan masalah. Dengan terhapusnya gundukan persediaan, investasi dalam persediaan dalam waktu siklus manufaktur berkurang. Waktu siklus manufaktur adalah waktu antara saat bahan baku diterima dan saat barang jadi keluar dari fasilitas produksi.
Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas mereka dengan cara “dorong”. Pada sistem dorong, pesanan ditumpuk di departemen pemprosesan agar dapat dikerjakan pada saat ada kesempatan. Dalam sistem dorong, bahan baku didorong kestasiun - stasiun kerja hulu tanpa memandang ketersediaan sumber daya. Sistem dorong merupakan antitesis dari JIT.
Peningkatan fleksibilitas
Sel - sel kerja modern dirancang agar dapat dengan mudah diatur kembali untuk menyesuaikan dengan perubahan jumlah, peningkatan produk, atau bahkan rancangan baru. Hampit tidak ada yang disingkirkan di departemen - departemen baru ini. Konsep serupa mengenai fleksibilitas tata letak ini diterapkan untuk lingkungan kantor.tidak hanya kebanyakan perabot kantor dan peralatan saja yang dapat di pindah pindahkan. Dinding kantor, penghubung komputer, dan telekomunikasi juga dapat dipndah pindahkan. Fleksibilitas tata letak membantu perubahan yang disebabkan oleh peningkatan produk dan proses yang tidak dapat dihindarka....SELENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD DI SINI
Continue Reading »

13 Nov 2011

Download Link

Continue Reading »

16 Agu 2011

PERGESERAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

Ekonomika pembangunan mengalami pasang surut. Teori pembangunan mulai naik daun sejak makalah seminar Rosenstein Rodan (1943) menjadi acuan kajian pembangunan negara berkembang yang umumnya bekas jajahan dan masih miskin. Ia mengilustrasikan suatu negara di mana 20.000 pekerja yang menganggur di sektor pertanian dimasukkan dalam pabrik sepatu yang baru. Para pekerja ini menerima upah yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya. Argumentasinya, investasi baru ini mungkin akan tidak menguntungkan dalam daerah yang terisolasi, namun menjadi menguntungkan bila investasi yang sama dilakukan di banyak industri yang lain. Pemikiran ini berdasarkan atas asumsi skala ekonomis (bahwa pabrik harus didirikan dan memproduksi dengan skala massal agar efisien) dan dualisme (para pekerja dapat ditarik dari sektor pertanian yang pendapatan rendah).
           Aliran pemikiran semacam ini sangat berpengaruh di kalangan ekonom dan para pengambil kebijakan pada tahun 1940-an dan 1950-an. Krugman (1993), penerima hadiah nobel dalam ekonomika, menyebutnya sebagai "high development theory". Namun teori-teori seperti itu menjadi turun daya tariknya pada akhir tahun 1950-an, yang menandai munculnya berbagai pemikiran dan paradigma pembangunan yang baru.
Mungkin pertanyaan yang muncul adalah: apa sebenarnya yang dimaksud dengan “pembangunan”? Bab ini akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan menelusuri evolusi pergeseran paradigma ekonomika pembangunan. . . . .
Selengkapnya Silahkan di download di DI SINI
BuyBlogReviews.com
Continue Reading »

14 Agu 2011

KARAKTERISTIK DAN STRUKTUR MASYARAKAT INDONESIA MODERN

Ciri Masyarakat Modern

Seperti dikemukakan tadi, tidak hanya ada satu model masyarakat modern. Namun, pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model mana pun dari suatu masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif (impersonal) dan efektif (utilitarian), ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau tradisional.
        Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali disebut sebagai kekuatan pendorong (driving force) bagi proses modernisasi. Dengan derajat rasionalitas yang tinggi itu, maka berkembang antara lain ciri-ciri yang kurang lebih berlaku umum, seperti:..............

Selengkapnya silahkan Download DI SINI
Continue Reading »

12 Agu 2011

Kebijakan Penghimpunan dan Penggunaan Dana

1. Risiko likuiditas

Pemicu utama kebangkrutan bank, baik yang besar maupun yang kecil bukanlah karena kerugian yang dideritanya, melainkan lebih pada ketidakmampuan memenuhi kebutuhan likuditasnya.

Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan memenuhi biaya yang sesuai. Risiko likuiditas muncul manakala bank tidak mampu memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya sesuai, baik untuk memenuhi kebutuhan untuk transaksi sehari-hari maupun guna memenuhi kebutuhan dana yang mendesak. Besar-kecilnya risiko ini dapat ditentukan oleh:

  • Kecermatan perencanaan arus kas (cas flow) atau arus dana (fund flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana, termasuk mencermati tingkat fluktuasi dana (volatility of funds)
  • Ketetapan dalam mengatur struktur dana, termasuk kecukupan dana-dana non-PLS.
  • Ketersediaan aset yang dikontraversikan menjadi kas;
  • Kemampun menciptakan askes kepasar antar bank atau sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort.
2. Risiko KreditRisiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas sehingga penilai kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang di biayainya. Risiko ini akan semakin nampak ketika perekonomian dilanda krisis.

Risiko tersebut dapat ditekan dengan cara memberi batasan wewenang keputusan kredit bagi setiap aparat perkreditan berdasarkan kapabilitasnya (autorize limit) dan batas jumlah (pagu) kredit yang dapat diberikan pada usaha atau perusahaan tertentu (credit lini limit) serta dengan melakukan diversifikasi.

3. Risiko Investasi

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau seseorang sekolah di universitas. Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

Investasi selain juga dapat menambah penghasilan seseorang juga membawa risiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), ketertiban hukum, dan lain-lain.

4. Risiko Operasi

Menurut definisi basle committee, risiko operasi adalah risiko akibat dari kurangnya sistem informasi atau sistem pengawasaan internal yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Risiko ini berkaitan dengan kesalahan manusiawi (human error), kegagalan sistem, dan ketidakcukupan kontrol. Penerapan manajemen risiko dari nol tidaklah mudah. Untungnya ada model yang dapat dicontoh. Kelompok indutri lain mempunyai metode pengelolaan risiko operasional yang sangat mapan, layak, dan teruji. Seperti industri penerbangan, industri petrokimia dan indutri militer adalah contoh eksponen-eksponen ahli dalam manajemen risiko operasioal.

5. Risiko Kecurangan

Terdapat 3 kondisi pada umumnya hadir pada saat salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan itu terjadi:

a. Insentif/tekanan. Manajemen atau karyawan lain memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.
b. Kesempatan. Keadaan memberikan kesempatan untuk manajeman atau karyawan untuk melakukan kecurangan.
c. Perilaku/ rasionalisasi.

Untuk merespon adanya resiko kecurangan,ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain:

a. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada resiko kecurangan yang teridentifikasi.
b. Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon resiko kecurangan yang teridentifikasi.
c. Melakukan prosedur untuk mengarahkan resiko menejemen menguasai kontrol.
Continue Reading »